Hijrah. Kata yang sering kita dengar, tapi apa sebenarnya maknanya? Banyak yang menganggap hijrah hanya soal berpakaian lebih tertutup atau meninggalkan kebiasaan buruk. Padahal, hijrah lebih dari itu. Ini tentang perubahan, perjalanan menuju versi terbaik dari diri kita. Sebuah langkah untuk menjadi lebih baik dalam segala aspek kehidupan, baik secara spiritual, emosional, maupun sosial.
Dalam sejarah Islam, hijrah bukan sekadar perpindahan fisik. Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya berhijrah dari Mekah ke Madinah bukan karena ingin jalan-jalan atau mencari suasana baru, tapi karena mereka ingin menyelamatkan iman mereka. Di Mekah, mereka mengalami banyak tekanan, bahkan ancaman jiwa. Maka, hijrah ke Madinah adalah langkah besar—bukan hanya perubahan tempat, tapi juga perubahan hidup dan perjuangan untuk sesuatu yang lebih baik.
Peristiwa hijrah ini menjadi tonggak sejarah dalam Islam. Di Madinah, Rasulullah ﷺ dan para sahabat membangun masyarakat yang lebih harmonis, adil, dan berlandaskan nilai-nilai Islam. Hijrah ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga menciptakan perubahan yang lebih baik. Dari sini kita belajar bahwa hijrah adalah proses membangun diri, bukan sekadar meninggalkan sesuatu yang buruk, tetapi juga memulai sesuatu yang lebih baik.
Lalu, bagaimana dengan kita? Apakah kita perlu pindah kota untuk hijrah? Tentu tidak. Hijrah bisa dilakukan dalam banyak bentuk, mulai dari hijrah hati, pola pikir, hingga kebiasaan. Mungkin kamu pernah merasa terjebak dalam kebiasaan yang nggak baik—scrolling medsos berjam-jam tanpa manfaat, menunda-nunda pekerjaan, atau bahkan berada dalam lingkungan yang menjauhkan dari kebaikan. Nah, hijrah adalah keputusan untuk berubah, meninggalkan yang buruk dan mendekatkan diri pada yang lebih baik.
Namun, hijrah itu nggak selalu mudah. Rasulullah ﷺ dan para sahabat pun menghadapi banyak rintangan. Ada yang kehilangan keluarga, harta, bahkan nyawa. Namun, mereka tetap berpegang teguh karena tahu bahwa Allah telah menyiapkan sesuatu yang lebih baik. Begitu pula kita. Hijrah mungkin terasa berat di awal—harus meninggalkan kenyamanan, menghadapi komentar orang, atau beradaptasi dengan kebiasaan baru. Tapi percayalah, setiap langkah yang kita ambil untuk kebaikan akan dibalas oleh Allah dengan sesuatu yang lebih indah.
Dan lihatlah, Ramadhan sudah di ambang pintu. Ia datang seperti sahabat lama, mengetuk hati kita, mengingatkan bahwa masih ada kesempatan untuk berubah. Bulan ini adalah hadiah. Hadiah bagi mereka yang ingin memulai kembali, bagi mereka yang ingin melepaskan beban lama dan menemukan kelegaan dalam sujud. Ramadhan adalah waktu terbaik untuk memulai hijrah, baik hijrah hati, pikiran, atau kebiasaan.
Hijrah tidak harus langsung besar. Bisa dimulai dari hal kecil. Mungkin dengan lebih banyak mendengar sebelum berbicara. Lebih banyak bersyukur daripada mengeluh. Lebih banyak memberi daripada meminta. Langkah-langkah kecil ini, jika dilakukan terus-menerus, akan membawa kita ke tempat yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya.
Bisa juga, jika selama ini kita sering lalai dalam shalat, mungkin kita bisa mulai lebih tepat waktu. Jika selama ini kita lebih banyak berbicara tanpa manfaat, kita bisa belajar menjaga lisan. Jika selama ini kita jarang membaca Al-Qur’an, kita bisa mulai membiasakan diri membaca beberapa ayat setiap hari. Semua perubahan kecil ini akan membawa dampak besar dalam jangka panjang.
Ramadhan mengajarkan kita untuk lebih disiplin dan lebih dekat dengan Allah. Dengan niat yang tulus, hijrah di bulan Ramadhan bisa menjadi titik awal perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, tidak hanya selama bulan suci, tetapi juga seterusnya. Yang penting, jangan takut melangkah. Hijrah bukan tentang menjadi sempurna dalam semalam, tapi tentang berusaha menjadi lebih baik setiap hari.
Karena pada akhirnya, hijrah adalah perjalanan seumur hidup. Dan yang terpenting, dalam perjalanan ini, kita tidak pernah sendirian. Ada Allah yang selalu membimbing, dan ada mereka yang juga sedang berjuang, sama seperti kita. Mari manfaatkan Ramadhan ini sebagai awal hijrah kita, agar ketika bulan suci berlalu, kita tetap menjadi pribadi yang lebih baik dari yang sebelumnya. Aamiinn....
Love,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar